Kesultanan Jambi adalah kerajaan Islam yang berkedudukan di Provinsi Jambi. Sekarang kerajaan ini berbatasan dengan Kerajaan Indragiri dan Kerajaan-kerajaan Minangkabau seperti Siguntur dan Lima Kota di utara. Di selatan kerajaan ini berbatsan dengan Kesultanan Palembang. Kesultanan Jambi juga mengendalikan Lembah Kerinci, meskipun pada masa akhir kekuasaannya, kekuasaan nominal tidak lagi diperdulikan. Ibukota kesultanan Jambi terletak di Kota Jambi, yang berada di pinggir sungai Batanghari.
A.) Pemerintahan
Kesultanan Jambi dipimpin oleh Raja yang bergelar SULTAN. Pada tahun 1877-1879 kediaman Sultan Jambi berada di Dusun Tengah (sekarang bernama desa Rambutan Masaam, Kecamatan Muara Tembesi), kabupaten Batanghari. Raja ini dipilih dari perwakilan empat bangsawan (Suku) yaitu : Suku Kraton, kedipan, Perban, dan Raja Empat Puluh.
Selain memilih raja keempat suku tersebut juga memilih Pangeran Ratu, yang mengendalikan jalannya roda pemerintahan sehari-hari. Dalam menjalankan pemerintahan, Pangeran Ratu dibantu oleh para menteri dan dewan penasehat yang anggotanya berasal dari keluarga bangsawan. Sultan berfungsi sebagai pemersatu dan mewakili negara bagi dunia luar.
B.) Ekonomi
Perdagangan lada merupakan komoditas yang sangat menguntungkan. Pada mulanya pihak Kesultanan (yang juga bertindak sebagai pengumpul dan penjual) melakukan perdagangan dengan orang-orang Portugis, perusahaan dagang Inggris dan juga Hindia Timur Belanda. Para perusahan dagang tersebut juga melibatkan orang-orang Cina, Melayu, Bugis, dan Jawa. Dari monopoli perdagangan dan bea Impor Ekspor inilah para Sultan Jambi menjadi kaya dan membiayai perjalanan pemerintahannya. Dengan posisi demikian Jambi ikut berperan aktif dalam hubungan Internasional.
***
Jika ada bagian yang susah dimengerti atau ada yang salah, bisa hubungi admin atau komen di bawah ya 😊
Sekian artikel dari Kerajaan Islam di Jambi. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di artikel selanjutnya 😉
Awas pada gibah
ReplyDelete